Kamis, 20 Desember 2007

2.000 Anakan pohon ditanam di GOR Oepoi

Oleh Agus Sape

KUPANG, PK -- Kegiatan Wakil Rakyat Peduli Lingkungan mencapai puncaknya, Rabu (19/12/2007), dengan penanaman sekitar 2.000 anakan pohon di kawasan Gelanggang Olahraga (GOR) Oepoi-Kupang, mulai pukul 15.00 Wita. Selain melibatkan anggota DPRD NTT dan keluarga, penanaman juga melibatkan 29 kelompok mahasiswa pencinta alam di Kupang.
Anggota seksi humas kegiatan "Wakil Rakyat Peduli Lingkungan", Rikardus Wawo, S.S, M. A, menyampaikan, anakan yang didrop dari Dinas Kehutanan Propinsi NTT sebanyak 3.000 pohon, terdiri dari 1.000 mahoni, 500 jati putih, 500 angsana, 500 nangka dan 500 mete.
Disaksikan Pos Kupang, anakan pohon itu didrop di halaman asrama PPLP yang terletak di sebelah barat GOR. Dari sana para peserta mengangkat dan menanamnya satu-persatu di lubang-lubang yang sudah disiapkan. Anakan-anakan itu ditanam mengelilingi GOR dan halaman antara GOR dan Jl WJ Lalamentik. Juga di tepi jalan dan area terbuka di sebelah barat GOR.
Para peserta tampak antusias menanam. Karena antusiasme itulah, hujan yang mengguyur sepanjang kegiatan itu tidak harus menghentikan aktivitas mereka.
Beberapa mahasiswa yang ditemui di sela-sela penanaman itu mengatakan, lubang-lubang itu digali oleh 70-an mahasiswa Program Studi Manajemen Sumber Daya Hutan pada Politeknik Pertanian (Politani) Kupang. Lubang-lubang itu digali sedalam 30 cm.
Sebelumnya, Ketua Umum/Pengarah Kegiatan Wakil Rakyat Peduli Lingkungan, Drs. Kristo Blasin mengatakan, penanaman anakan-anakan itu sudah dikonsultasikan dengan instansi yang menangani tata ruang kota. Menurut instansi tersebut, di jalur penanaman pohon-pohon itu tidak bakal ada aktivitas lain yang bisa menggusur pohon-pohon itu.
Menurut Kristo, kegiatan ini tidak selesai dengan penanaman, tetapi masih akan dilanjutkan dengan perawatan dan pengamanan hingga pohon-pohon benar-benar dinyatakan hidup. Untuk perawatan selanjutnya akan dilakukan sejumlah petugas di GOR yang akan dibayar oleh Forum Parlemen.
Seluruh rangkaian kegiatan "Wakil Rakyat Peduli Lingkungan" ditutup secara resmi di gedung DPRD NTT di Jl El Tari, Rabu petang, langsung setelah kegiatan penanaman. Pada acara ini dilakukan penyerahan hadiah dari Forum Parlemen dan DPRD NTT kepada 29 kelompok mahasiswa pencinta alam masing-masing Rp 500 ribu. Hadiah ini merupakan sumbangan spontan anggota Forum Parlemen. (ati) Pos Kupang, 21 Desember 2007

Kasus ubi aldira di Mabar: Polisi temukan penyimpangan prosedur

Oleh Oby Lewanmeru

LABUAN BAJO, PK -- Aparat Polres Manggarai Barat (Mabar) menemukan adanya penyimpangan prosedur pada proyek pengembangan tanaman ubi kayu Land Ras Lumajang di daerah itu. Indikasi penyimpangan prosedur pada proyek senilai Rp 2,8 miliar itu tampak pada waktu pendropingan stek dan tidak adanya sosialisasi kepada petani.
Kapolres Mabar, AKBP Butje Hello menyampaikan hal ini kepada Pos Kupang di ruang kerjanya, Rabu (19/12/2007). Ia dimintai tanggapannya soal perkembangan pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket) terhadap kasus dugaan korupsi pengembangan ubi kayu di daerah itu.
Menurut Butje, pihaknya sudah mulai mengumpulkan keterangan dan bahan di lapangan, termasuk mengunjungi sejumlah lokasi proyek tersebut. "Ada indikasi penyimpangan, yakni penyimpangan prosedur dari proyek itu, antara lain karena tidak disosialisasikan kepada petani sebelum turunnya proyek, pendropingan stek yang tidak sesuai musim tanam serta stek-stek ubi kayu itu tidak disortir saat pendropingan sampai ke tangan petani," kata Butje. Atas dasar itu, kata Butje, sejumlah petani enggan menanam stek sehingga banyak yang kering dan mati.
Butje mengatakan, karena adanya penyimpangan prosedur sehingga banyak stek yang ditemukan mati maupun dirusakan oleh ternak baik liar atau piaraan masyarakat di sekitar lokasi proyek.
"Ini indikasi proyek itu turun di masyarakat, tapi tidak direncanakan secara matang maupun disosialisasikan. Kami tetap lakukan pengembangan pulbaket di semua lokasi hingga selesai," katanya.
Ditanya, berapa lokasi yang sudah ditinjau untuk mengumpulkan data atau keterangan, ia menyebutkan, terdapat enam desa dari 17 desa yang sudah dikunjungi, yakni Desa Golo Leleng (Kecamatan Sano Nggoang), Desa Golo Ronggot (Kecamatan Welak), Desa Daleng, Nangalili dan Desa Poco Ruteng (Kecamatan Lembor). Menurutnya, polisi yang ke lokasi atau desa langsung menggali data pada kelompok-kelompok tani dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang ada di lokasi proyek.
Selesai mengambil data di semua lokasi proyek, kata Butje, pihaknya akan mencari keterangan dan data soal jumlah stek yang diterima oleh petani atau kelompok tani.
Sebelumnya, Panitia Khusus (Pansus) DPRD Mabar sudah mengunjungi sejumlah lokasi proyek itu. Pansus juga menemukan keberhasilan proyek itu berkisar dari 1 persen hingga 10 persen, sebab data yang ada di lapangan tidak sesuai laporan pemerintah kepada pihak Dewan setempat. (yel) Pos Kupang, 21 Desember 2007